Disamping bermain dengan teman-teman sebayanya, kegiatan yang paling disukai anak adalah menonton televisi. Bahkan banyak anak yang lebih banyak memilih asyik nonton televisi dari pada bermain dengan teman-temannya. Berapa lama anak boleh menonton televisi, sepenuhnya merupakan kebijakan orang tua untuk menentukan waktunya.
Penelitian yang dilakukan oleh Yale family Television Research,menemukan beberapa hal, menyangkut durasi menonton. Anak-anak yang menghabiskan menonton lebih banyak, menurut penelitian itu umumnya mempunyai orang tua yang doyan nonton televisi. Makanya sulit bagi orang tua semacam ini untuk membuat batasan, karena mereka sendiri adalah contoh buat anak-anaknya.
Hasil penelitian, menyebutkan anak-anak yang banyak menyaksikan program fantasi kekerasan menurut gurunya cenderung kurang kooperatif. Mereka juga relatif kurang baik dalam berinteraksi, kurang gembira, kurang imajinatif, serta mempunyai IQ kurang. Sementara untuk film-film kartun umumnya disukai anak-anak, hasil penelitian bahwa anak-anak itu kurang antusias belajar. Sebaliknya, anak-anak yang lebih sedikit duduk didepan layar kaca cenderung lebih berminat dan berpartisipasi pada aktivitas-aktivitas serta mudah bergaul dengan teman-temannya juga keluarganya.
Meski banyak orang tua khawatir terhadap dampak televisi terhadap anak-anaknya, para ahli juga melihat keuntungan yang bisa dipetik dari kebiasaan menonton televisi. Bahkan minat yang cenderung ilmiah dari anak-anak untuk suka pada program-program televisi bisa dimanfaatkan motivasi anak untuk berfikir, memotivasi anak untuk membaca dan menulis serta memacu kretivitas mereka
Namun, jangan berharap banyak kalau anak dibiarkan asyik pasif memandangi layar, lalu kreativitas itu akan terbangun dengan sendirinya. Untuk menstimulasi ke arah yang lebih baik, sangat diperlukan partisipasi orang tua dan anak, sudah dua dekade ini, para peneliti, pendidik dan para orang tua sangat perihatin dan menganggap adegan kekerasan yang ada di televisi sebagai penyebab terjadinya kekerasan dalam masyarakat. Memang banyak acara televisi tidak cocok ditonton oleh anak-anak. Film-film yang menceritakan problem adopsi, anak-anak cacat atau problem alkohol, umpamanya sering sekali menarik untuk dilihat. Tak semua kenyataan hidup yang pahit harus disembunyikan dari mata anak-anak, justru disinilah kesempatan orang tua untuk membangun diskusi, dengan pokok pembahasan apa yang disaksikan di televisi. Diskusi sangat penting untuk memberi pemahaman kepada anak-anak.
0 Orang Yang Mengomentari Ini:
Posting Komentar