Jenis makanan tertentu seperti fast (cepat saji) dan makanan kemasan atau kaleng ditengarai berpotensi meninggalkan racun dalam tubuh, sebab jenis makanan ini berlimpah lemak dan mengandung pengawet. Padahal untuk zaman sekarang kebiasaan makan makanan berlemak tinggi menjadi sesuatu yang sulit dihindari karena perubahan pola hidup masyarakat, khususnya di perkotaan.
Para ahli pangan, gizi, dan kesehatan menyebutkan makanan berlemak dapat menjadi sumber radikal bebas dalam tubuh. Yaitu, suatu molekul atau atom apa saja yang sangat tidak stabil. Karena memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan.
Menurut Prof. Dr. Harijono KS, SpKK, dosen Fakultas kedokteran UNS, radikal bebas ini berbahaya karena amat reaktif mencari pasangan elektronnya. Jika radikal bebas sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumblahnya terus bertambah. Selanjutnya akan menyerang sel-sel tubuh kita sehingga terjadilah kerusakan jaringan yang akan mempercepat proses penua`an.
Namun, semua sel dalam tubuh mempunyai enzim yang dapat menangkal serangan radikal bebas. Enzim SOD (Superoxide Dismutase) dan glutation peroksidase dapat menjadi contoh. SOD akan menjinakan senyawa oksigen reaktif seperti superoksida anion (O-2) radikal menjadi hidrogen peroksida (H2O2), selanjutnya glutation perksidase mengubahnya menjadi air. Tapi dengan bertambahnya usia terjadilah penurunan jumblah kedua enzim ini kedalam tubuh, sehingga radikal bebas tidak dapat sepenuhnya dimusnahkan. Belum lagi radikal bebas dari luar yang menyusup masuk kedalam tubuh akan mempersulit tubuh untuk mengatasi gempuran radikal bebas.
American Heart Association (AHA) dalam petunjuk ilmiahnya yang dimuat dalam Journal Of The American Heart Association edisi Februari 1999, mengatakan bukti-bukti yang ada sekarang tidak cukup kuat menjadi dasar merekomendasikan suplemen vitamin antioksidan untuk masyarakat umum. Namun, disisi lain AHA akan terus merekomendasikan agar masyarakat meningkatkan konsumsi makanan kaya antioksidan seperti sayuran, buah, dan kacang-kacangan. Hal yang sama juga dilakukan Institut Kanker Nasional AS, terus mengempanyekan agar masyarakat agar mengkonsumsi lima kali atau lebih buah atau sayur dalam sehari. Data ilmiah menyebutkan, individu yang rajin mengkonsumsi buah dan sayur memiliki peluang untuk awet muda dan terhindar dari penyakit yang terkait dengan penuaan, seperti kanker dan pernafasan.
Para ahli pangan, gizi, dan kesehatan menyebutkan makanan berlemak dapat menjadi sumber radikal bebas dalam tubuh. Yaitu, suatu molekul atau atom apa saja yang sangat tidak stabil. Karena memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan.
Menurut Prof. Dr. Harijono KS, SpKK, dosen Fakultas kedokteran UNS, radikal bebas ini berbahaya karena amat reaktif mencari pasangan elektronnya. Jika radikal bebas sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumblahnya terus bertambah. Selanjutnya akan menyerang sel-sel tubuh kita sehingga terjadilah kerusakan jaringan yang akan mempercepat proses penua`an.
Namun, semua sel dalam tubuh mempunyai enzim yang dapat menangkal serangan radikal bebas. Enzim SOD (Superoxide Dismutase) dan glutation peroksidase dapat menjadi contoh. SOD akan menjinakan senyawa oksigen reaktif seperti superoksida anion (O-2) radikal menjadi hidrogen peroksida (H2O2), selanjutnya glutation perksidase mengubahnya menjadi air. Tapi dengan bertambahnya usia terjadilah penurunan jumblah kedua enzim ini kedalam tubuh, sehingga radikal bebas tidak dapat sepenuhnya dimusnahkan. Belum lagi radikal bebas dari luar yang menyusup masuk kedalam tubuh akan mempersulit tubuh untuk mengatasi gempuran radikal bebas.
American Heart Association (AHA) dalam petunjuk ilmiahnya yang dimuat dalam Journal Of The American Heart Association edisi Februari 1999, mengatakan bukti-bukti yang ada sekarang tidak cukup kuat menjadi dasar merekomendasikan suplemen vitamin antioksidan untuk masyarakat umum. Namun, disisi lain AHA akan terus merekomendasikan agar masyarakat meningkatkan konsumsi makanan kaya antioksidan seperti sayuran, buah, dan kacang-kacangan. Hal yang sama juga dilakukan Institut Kanker Nasional AS, terus mengempanyekan agar masyarakat agar mengkonsumsi lima kali atau lebih buah atau sayur dalam sehari. Data ilmiah menyebutkan, individu yang rajin mengkonsumsi buah dan sayur memiliki peluang untuk awet muda dan terhindar dari penyakit yang terkait dengan penuaan, seperti kanker dan pernafasan.
0 Orang Yang Mengomentari Ini:
Posting Komentar